🦥 Proses Utama Pembentukan Regolith Dan Tanah Yaitu Melalui
Berdasarkanhal di atas ada beberapa hal menjadi catatan, yaitu: Tanah terbentuk dan berkembang dari proses alami. Adanya perbedaan profil tanah membentuk lapisan tanah. Adanya perbedaan yang menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan lapisan tanah yang terbentuk, terutama dalam hal sifat kimia, fisika dan biologis.
Paraahli geologi mengelompokkan batuan menjadi 3 jenis berdasarkan proses terjadinya yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Jenis-jenis batuan tersebut sudah pernah kamu pelajari pada saat Sekolah Dasar. Batuan dapat berasal dari magma gunung berapi yang mendingin. Batuan-batuan yang ada di bumi tersebut mengalami pelapukan sehingga menjadi
4Tahap Pembentukan Tanah - Tanah adalah dasar dari kehidupan dan peradaban di planet ini. Tanah yang baik terdiri dari sekitar 50% ruang berpori, 45% batuan bubuk dan 5% bahan organik. Tanah kadang-kadang disebut kulit hidup dari Bumi. James Nardi, ahli biologi, menggambarkan tanah sebagai pernikahan antara mineral atau dunia anorganik dan
Padaperinsipnya proses pelapukan batuan dibagi kedalam 3 jenis pelapukan, yaitu: 1. Pelapukan Fisis. Merupakan proses awal dari proses pelapukan batuan yaitu proses pemecahan batuan pejal menjadi bagian-bagian yang berukuran sangat berfariasi, kemudian proses selanjutnya terjadi pelembutan. Pemecahan lagi menjadi lebih kecil dan agak merata
Faktorpembentukan tanah dimulai dari bahan induk dan berlanjut untuk jangka waktu yang sangat lama yang memakan waktu 1000 tahun atau lebih. Faktor pembentukan tanah terjadi saat bahan induk mengalami pelapukan dan atau diangkut, diendapkan dan diendapkan, bahan tersebut diubah menjadi tanah. Material induk dapat berupa batuan dasar, endapan glasial, dan endapan lepas di bawah air atau
. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang01 Februari 2022 0217Hallo Keysha, kakak bantu jawab ya Jawabannya adalah B. Berikut adalah penjelasannya. Regolith disebut juga bahan induk. Dalam proses pembentukan tanah, tahap awal yang terjadi adalah proses pelapukan. Pelapukan adalah proses hancurnya batuan induk menjadi bongkahan yang lebih kecil. Pada proses pembentukan tanah, terjadi tiga jenis pelapukan yaitu pelapukan fisik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi. Jadi, jawaban yang benar adalah pelapukan B. Semoga membantu..
Quipperian, tanah yang Quipperian pijak setiap hari tidak terbentuk secara instan, lho. Melainkan harus melalui berbagai proses dalam jangka waktu yang lama. Lalu, seperti apa proses pembentukan tanah itu? Yuk, belajar bareng Quipper Blog. Pengertian Tanah Tanah adalah lapisan paling atas kerak Bumi yang mengandung berbagai zat hara dan mineral yang dibutuhkan oleh kehidupan. Itulah mengapa tanah merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk, baik manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme mikro. Selain menyediakan berbagai zat hara dan mineral, tanah juga berfungsi sebagai penopang tegaknya tumbuhan dan bangunan. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah Ukuran butiran tanah berbeda-beda. Hal itu berpengaruh pada sifat-sifatnya. Jenis dan sifat-sifat tanah yang dihasilkan selama proses pembentukannya, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut. 1. Bahan induk Bahan induk adalah bahan utama pembentukan tanah. Bahan induk ini akan berpengaruh pada sifat-sifat tanah yang terbentuk. Misalnya saja bahan induk yang berupa batuan granit dan pasir akan menghasilkan tanah berpasir dan bertekstur kasar. 2. Topografi Topografi adalah bentuk permukaan suatu tempat. Perbedaan permukaan itu menyebabkan perbedaan ketebalan lapisan tanah. Nah, perbedaan ketebalan ini berpengaruh pada kuantitas air yang bisa diserap beserta kemampuan untuk mempertahankan air di dalamnya. 3. Iklim Iklim merupakan unsur yang cukup berpengaruh pada proses pembentukan tanah. Hal itu karena iklim berkaitan langsung dengan penyinaran, suhu, kelembapan, dan curah hujan di suatu tempat. Misalnya, saja daerah beriklim panas memiliki struktur tanah berpasir, seperti tanah di gurun. 4. Waktu Lamanya waktu pelapukan batuan akan berpengaruh pada sifat-sifat tanah yang dihasilkan. Semakin lama proses terbentuknya, semakin baik sifat-sifat tanahnya. Contohnya tanah humus yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terbentuk. Proses Pembentukan Tanah Bahan induk tanah adalah batuan. Batuan tersebut harus melalui proses sedemikian sehingga terbentuk tanah. Adapun proses pembentukan tanah oleh batuan adalah sebagai berikut. 1. Proses pelapukan batuan Sebelum terbentuk tanah, batuan harus mengalami pelapukan terlebih dahulu. Pelapukan adalah kondisi hancurnya batuan secara fisik, biologi, maupun kimia. Pelapukan ini berlangsung dalam waktu yang lama dan umumnya dipengaruhi oleh faktor suhu dan cuaca. Pelapukan batuan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. a. Pelapukan fisik Pelapukan yang terjadi secara fisik tanpa mengubah kandungan kimia di dalamnya. Contoh pelapukan fisik adalah batuan besar yang terbelah menjadi batuan-batuan kecil. Pelapukan ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan adanya erosi. Perbedaan suhu Perbedaan suhu akan menyebabkan perubahan volume batuan melalui proses pemuaian dan pendinginan. Saat batuan berada di suhu tinggi, batuan tersebut akan memuai sehingga terjadi peningkatan volume. Saat batuan berada di suhu rendah, batuan akan mengalami pendinginan sehingga terjadi penyusutan volume. Jika kondisi itu berlangsung secara terus-menerus, batuan bisa terbelah menjadi batuan kecil. Erosi Erosi adalah proses pengikisan batuan oleh air. Jika kandungan air di dalam batuan meningkat, volumenya akan meningkat pula. Akibatnya, batuan akan mendapatkan tekanan yang lebih besar hingga akhirnya terbelah menjadi batuan-batuan kecil. b. Pelapukan kimiawi Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang menyebabkan struktur kimia batuan berubah, misalnya akibat terjadinya hujan asam, sehingga batuan bersifat korosif. Pelapukan ini dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut. Hidrasi, yaitu pelapukan yang hanya berlangsung di bagian permukaan batuan. Karbonasi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh gas karbondioksida yang terkandung di dalam uap air. salah satu batuan hasil karbonasi adalah batu kapur. Hidrolisa, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh terurainya unsur-unsur air menjadi ion-ion. Oksidasi, yaitu pelapukan akibat peristiwa korosi di dalam batuan. Umumnya, oksidasi ini berlangsung pada batuan yang mengandung besi di dalamnya. c. Pelapukan biologi Pelapukan biologi adalah pelapukan yang ditimbulkan oleh adanya reaksi mikroorganisme di dalam batuan. Pelapukan ini akan terjadi secara kontinu, bahkan setelah terbentuknya tanah. Hal itu bertujuan untuk menyempurnakan proses pelapukan beserta sifat tanah yang dihasilkan. 2. Proses pelunakan struktur batuan Setelah terbentuk batuan kecil dari proses pelapukan, batuan tersebut akan mengalami proses pelunakan. Proses ini melibatkan peran dua unsur utama, yaitu air dan udara. Kedua unsur tersebut akan meresap masuk ke celah-celah batuan kecil sampai batuannya menjadi lunak. Sama halnya seperti pelapukan, proses pelunakan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 3. Proses tumbuhnya tanaman perintis Tanah yang sudah mulai lunak, mudah untuk ditumbuhi tanaman perintis. Tanaman perintis yang dimaksud adalah tanaman di atas lumut atau lebih besar dari lumut. Akar tanaman yang berhasil menembus batuan lunak, akan menjadikan batuan tersebut terpecah kembali secara sempurna. Tidak hanya itu, kandungan asam humus yang meresap ke dalam batuan akan membuatnya lapuk dengan sempurna. Hal itu mengakibatkan terjadinya pelapukan biologi. 4. Proses penyuburan Setelah ditumbuhi oleh tanaman perintis, batuan sudah mulai membentuk tanah. Namun, tanah yang terbentuk hanya mengandung mineral. Pada proses ini, tanah yang kaya mineral itu akan mengalami pelapukan secara organik agar kandungan zat organik di dalamnya melimpah. Mengingat, zat organik merupakan zat penting bagi kelangsungan makhluk hidup di dalamnya. Dari pelapukan tersebut, tanah yang terbentuk semakin subur karena banyak mengandung zat-zat organik. Pelapukan organik yang dimaksud berasal dari makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan yang telah mati dan diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Setelah melalui empat proses di atas, batuan-batuan purba berhasil berubah menjadi tanah subur yang bisa dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di Bumi. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang proses pembentukan tanah. Semoga bisa bermanfaat buat Quipperian. Agar kamu semakin semangat belajar, yuk gabung bareng Quipper Video. Bersama Quipper Video, belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan. Salam Quipper! Penulis Eka Viandari
Regolit berasal dari bahasa Yunani, yaitu regos yang berarti penutup atau tudung, dan lithos yang berarti batuan. Secara luas, kamus geologi milik Institut Geologi Amerika mendefinisikan regolit sebagai terminologi umum untuk lapisan dari material fragmen batuan dan material lepas unconsolidated. Cloth tersebut termasuk material sisa atau yang telah berpindah, serta memiliki berbagai macam karakter yang terbentuk hampir di seluruh permukaan bumi dan menutupi batuan dasar. Definisi regolit yang lebih sering digunakan saat ini adalah seluruh fabric litosfer kontinen yang terletak di atas batuan dasar, termasuk batuan dasar yang saling berlapis dengan material lepas unconsolidated atau textile hasil pelapukan batuan. Kenampakan regolit di alam. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa regolit tersusun oleh banyak material. Secara umum, penyusun regolit dapat dibagi dua, yaitu pedolit dan saprolit. Pedolit merupakan hasil pelapukan yang tidak menunjukkan struktur batuan asalnya. Pedolit tersusun atas komponen tanah, laterit, material sisa, dan bermacam-macam mineral lempung. Sementara itu, saprolit merupakan hasil pelapukan yang masih memperlihatkan struktur batuan asalnya. Saprolit dibagi menjadi dua zona, yaitu zona primer mineral lapuk > 20% dan zona sekunder mineral lapuk < twenty%. Sebuah model distribusi dan kedalaman regolit dalam skala global telah digambarkan oleh Strakhov 1967. Kontrol utama yang digunakan dalam model tersebut adalah iklim, temperatur, presipitasi, evaporasi, dan relief. Konsep yang diterapkan oleh Strakhov 1967 pada model tersebut relatif sederhana, yaitu tempat dengan iklim basah dan hangat akan membentuk regolit yang lebih tebal, dibandingkan tempat dengan iklim kering dan dingin. Regolit dalam proses pembentukannya melibatkan beberapa faktor penting, antara lain aktivitas tektonik, sifat kimia, sifat mineral, sifat fisik, proses-proses di permukaan bumi erosi dan transportasi, aktivitas biologi, iklim presipitasi dan temperatur, curah hujan, dan waktu. Komponen pembe Model distribusi dan kedalaman regolit dalam skala global Strakhov, 1967. ntuk regolit itu sendiri mencakup seluruh material darat yang berada di atas batas zona pelapukan, meliputi batuan yang telah lapuk, sedimen, fragmen atau lapisan batuan yang masih segar, dan tanah. Selain proses pembentukannya yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan komponen pembentuknya yang sangat bervariasi, regolit juga memiliki sifat alami. Sifat alami tersebut dikontrol oleh dua faktor utama, yaitu faktor topografi yang mengontrol erosi dan ketebalan, serta faktor drainase yang mengontrol derajat pelapukan dan mineralogi. Kedua faktor utama tersebut harus tetap berada pada keadaan stabil. Jika kedua faktor utama tersebut mengalami ketidakstabilan, regolit akan mengalami perubahan pada nilai ketebalan, nilai derajat pelapukan, dan susunan mineraloginya. Pemahaman tentang proses pembentukan, komponen pembentuk, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alami regolit menjadi penting, karena regolit dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Regolit dapat menyediakan sumber makanan untuk makhluk hidup, sumber daya primal untuk tempat tinggal, logam untuk pengembangan teknologi, menjadi pondasi infrastruktur teknik, memelihara lingkungan biologi, dan menopang atmosfer bumi. Pemahaman tentang regolit dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain bidang manajemen bencana alam, ekologi, pertanian, infrastruktur, eksplorasi sumber daya mineral, dan lain sebagainya. Gambaran profil regolit secara umum. Aplikasi dari pemahaman tentang regolit dalam bidang manajemen bencana alam sangat dibutuhkan, antara lain untuk mencegah/menghindari kerusakan yang parah akibat bencana alam, serta cara pemulihan pasca bencana alam. Dalam bidang ekologi, regolit menyediakan komponen nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Komponen nutrisi dan karakteristik fisik dari regolit secara garis besar dikontrol oleh mineral yang terkandung di dalamnya. Di bidang pertanian khususnya dalam hal manajemen tanah, pemahaman tentang regolit diaplikasikan untuk menghindari terjadinya degradasi tanah karena sumber nutrisi untuk tanaman akan berkurang jika sampai terjadi degradasi tanah. Regolit merupakan tempat kehidupan berpijak. Di atasnya banyak dibangun rumah, jalan, pabrik, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi dasar diaplikasikannya pemahaman tentang regolit dalam bidang infrastruktur. Dalam bidang eksplorasi sumber daya mineral, pemahaman tentang regolit akan meningkatkan peluang dan efisiensi waktu untuk menemukan mineral yang di eksplorasi. Secara keseluruhan regolit mengandung banyak manfaat yang dapat diaplikasikan untuk bermacam-macam bidang. Selain itu, regolit dapat ditemukan hampir di seluruh pemukaan bumi. Hal tersebut dapat menjadi tolok ukur bahwa regolit dapat digolongkan sebagai sumber daya alam yang bernilai ekonomis. Bahan bacaan Keith Scott and Collin Pain, Regolith Science 2009. Reilly Brent, Regolith 2011. Penulis Sugeng Purwo Saputro, peneliti bidang petrologi, geokimia anorganik, dan volkanologi di LIPI. Kontak
proses utama pembentukan regolith dan tanah yaitu melalui