🃏 Teknik Membaca Puisi Di Atas Pentas

TeknikMembaca Puisi di Atas Pentas Yakinlah bahwa Anda telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi sajak yang akan Anda baca. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum Anda memulai membaca. TEKNIKMEMBACA PUISI DI ATAS PENTAS. 1. Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapih atau mengenakan pakaian dengan isi puisi yang akan kalian baca. 2. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca. 3. . Ingin bisa membaca puisi tetapi belum tau bagaimana cara membaca puisi yang baik? Tenang! Artikel ini akan membahas teknik membaca puisi yang pastinya akan berguna buat Sobat semua. Hai Sobat Zenius! Lo pasti sudah pernah mengenal yang namanya puisi dan dengar nama-nama penyair Indonesia yang terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar dan Rendra kan? Mungkin beberapa dari lo juga sudah pernah nih menulis karya puisi lo sendiri. Biasanya, kalau sudah menulis puisi sendiri, tantangan selanjutnya adalah pembacaan puisi tersebut. Nah, biasanya pertanyaan yang muncul adalah “Bagaimana cara membaca puisi yang baik?” Untuk bisa menjawab pertanyaan ini kita perlu tahu dulu nih apa saja teknik membaca puisi yang bisa kita terapkan. Di artikel ini, gue akan dengan senang hati memberikan informasi terkait hal tersebut. Yuk, simak artikel ini! Puisi Teknik Membaca PuisiInterpretasiTeknik VokalPerformance atau PenampilanContoh Puisi Sebelum kita membahas teknik membaca puisi, sepertinya ada baiknya kalau kita mereview sedikit tentang apa itu puisi nih. Untuk memulai, coba deh teman-teman baca puisi singkat tentang cinta yang berjudul Aku Ingin ciptaan Sapardi Djoko Damono dibawah ini. Setelah membaca puisi diatas, pasti lo ikut merasakan suasana romantis yang diciptakan oleh penyair kan? Kok bisa ya? Nah, hal itu berkaitan dengan arti puisi itu sendiri Sobat. Menurut Pradopo 2002, puisi adalah sebuah karya tulis yang disusun secara berirama untuk mengekspresikan pemikiran seseorang yang dapat mebangkitkan perasaan sekaligus imajinasi panca indera pembacanya. Jadi, wajar kalau lo ikut merasakan perasaan yang dicurahkan penyair di dalam suatu karya tulisnya karena kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut bisa membangkitkan imajinasi lo juga. Kalau Sobat Zenius ingin bisa menulis puisi yang bikin pembacanya sampai terbawa perasaan, lo bisa juga nih baca artikel Zenius lainnya yang berjudul 5 Tips Menulis Puisi yang Baik – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 atau Struktur Puisi, Unsur, Ciri dan Contohnya! – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10. Foto by Tamarcus Brown Nah, puisi yang telah ditulis oleh seorang penyair, biasanya akan dibacakan Sobat. Kalau membaca dalam hati saja sudah bisa mengaduk-aduk perasaan kita, bagaimana kalau puisi itu dibacakan dengan lantang dan penuh penghayatan? Pasti makin terasa berlipat-lipat deh gregetnya. Tapi lo tahu ngga sih kalau membaca puisi itu ada tekniknya supaya makna puisi yang dibacakan dapat benar-benar ditangkap oleh pendengar? Biar nggak penasaran, yuk kita langsung bahas apa saja teknik membaca puisi yang perlu kita ketahui! Teknik Membaca Puisi Mengetahui teknik membaca puisi penting sekali karena tanpa teknik yang benar mungkin lo akan kesulitan untuk menyampaikan makna sekaligus perasaan yang ada dalam sebuah puisi. Apa saja sih teknik membaca puisi itu? Menurut Utami, S., Sugiarti, Sutoro, & Sosa, A. 2008, terdapat tiga hal yang berkaitan dengan teknik membaca puisi yang perlu kita perhatikan yaitu interpretasi atau penafsiran, teknik vokal dan penampilan. Yuk, kita bahas satu persatu! Interpretasi Teknik membaca puisi yang pertama berkaitan dengan kemampuan interpretasi puisi. Yang dimaksud dengan interpretasi adalah kemampuan lo dalam menafsirkan atau mengartikan kata, simbol, atau lambang yang digunakan oleh penyair di dalam puisinya. Interpretasi yang tepat itu sangat penting bahkan mungkin merupakan kunci keberhasilan dalam pembacaan suatu puisi lho Sobat. Pasalnya, jika kita gagal memahami arti atau pesan yang disampaikan dalam puisi, pasti sangat mempengaruhi teknik membaca puisi yang lainnya dari segi vokal dan penampilan. Contohnya nih, pernah nggak sih lo membaca suatu puisi, lalu lo kesulitan mengartikannya karena kata-kata yang digunakan itu asing buta lo? Contohnya seperti penggunaan kata “sedan” dalam penggalan puisi yang berjudul Ibuku Dahulu karya Amir Hamzah dibawah ini nih. Kalau lo belum mengetahui apa arti kata “sedan” yang digunakan dalam pada puisi di atas, pasti lo akan bertanya-tanya apa maksudnya? Atau kalau lo anak mobil, mungkin lo akan langsung terbayang jenis mobil sedan seperti gambar dibawah ini. Mobil Sedan Foto by Waqas Sultan Tapi masak iya artinya menahan sebuah mobil? Pasti bukan ya Sobat. Terus apa dong artinya? Arti kata “sedan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah isak atau suara tangis yang tertahan-tahan. Nah, sekarang jadi lebih nyambung kan. Dengan lo mengetahui bahwa sosok ibu yang sedih hingga menahan tangis diceritakan dalam puisi itu, pasti akan mempengaruhi cara penyampaian lo dari segi ekspresi, gerakan tubuh, dan intonasi lo. Lalu bagaimana kalau nggak tau artinya sama sekali? Tenang, lo bisa tengok artinya di KBBI, atau bisa juga coba search di Google ya Sobat. Jika disediakan, lo juga bisa memperhatikan gambar atau ilustrasi yang disediakan oleh penyair untuk mempermudah penafsiran makna puisinya. Selain memahami arti tiap katanya, lo juga harus bisa menafsirkan puisinya secara keseluruhan. Nah, hal ini mungkin sulit ketika lo bertemu dengan puisi baru yang menggunakan gaya bahasa dan penulisan yang lo nggak familiar. Menurut Edward Hirsch 2007, seorang penyair, penulis sekaligus profesor di Wayne State University dan University of Houston, salah satu hal yang perlu lo lakukan adalah mencoba untuk membaca puisi itu beberapa kali kata demi kata untuk mendapatkan pemahaman lebih tentang puisi yang lo baca. Kalu lo sudah berfasil menafsirkan atau memahami makna dari puisinya, lo bisa lanjut ke teknik membaca puisi berikutnya, yaitu teknik vokal. Teknik Vokal Teknik membaca puisi yang kedua ini berkaitan dengan bagaimana kejelasan suara yang baik dalam membaca puisi. Untuk memastikan bahwa suara yang kita hasilkan saat membaca puisi itu baik, jelas dan membantu penyampaian makna atau penafsiran terhadap puisi itu kepada audience, ada beberapa hal yang perlu lo perhatikan. Intonasi Menurut Foy Ario 2020, intonasi adalah keras lembutnya pengucapan suatu kata yang mempengaruhi ketepatan penyajian puisi. Lo juga bisa menyatakan bahwa tinggi rendahnya nada dalam membaca puisi disebut intonasi. Supaya Sobat Zenius bisa memiliki intonasi yang baik, Sobat harus terlebih dahulu menemukan kata-kata yang dianggap penting yang lalu diberikan penekanan dalam pengucapannya. Penekanan kata-kata yang penting ini disebut juga tekanan dinamik. Selain penekanan kata, lo juga harus menentukan cepat lambatnya pengucapan suatu kata yang disebut dengan tekanan tempo. Jeda Sobat pasti menyadari kalau puisi pada umumnya disusun dalam bentuk baris atau larik. Nah, kesalahan yang sering dibuat dalam teknik membaca puisi adalah memberikan jeda pada setiap pergantian barisnya. Tunggu, jeda itu apa sih Sobat? Yak benar, pemberhentian sesaat dalam membaca puisi disebut jeda. Pemberian jeda pada setiap barisnya dapat menimbulkan efek terputus-putus dan membuat pendengar sulit untuk memahami atau menikmati pembacaan puisi lo. Satu hal yang paling mudah dilakukan adalah mengikuti tanda baca yang ada di dalam puisi. Lo bisa memberikan penjedaan singkat jika menemui tanda koma , dan penjedaan lebih lama pada tanda titik .. Contoh nya seperti pada penggalan puisi Sajak Matahari karya W. S. Rendra di bawah ini. Artikulasi Artikulasi merupakan kejelasan suara dari pengucapan setiap kata yang ada dalam sebuah puisi. Sobat bisa mulai dari kejelasan pengucapan huruf-huruf vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Pastikan bahwa Sobat benar-benar membuka dan membentuk mulut Sobat dengan benar dalam pengucapannya. Misalnya, ketika lo mengucapkan huruf /o/, maka mulut akan terbuka dan bibir membentuk lingkaran kecil. Lalu ketika mengucapkan huruf /a/, pastikan mulut dan bibir Sobat semua terbuka lebar ya. Dengan memperhatikan pengucapan setiap huruf yang ada, lo akan memiliki artikulasi yang baik juga. Pernafasan Teknik pernafasan yang benar penting supaya dalam membaca Sobat Zenius tidak kehabisan nafas. Kalau Sobat Zenius menonton video penjelasan tentang teknik membaca puisi yang ada di Zenius, lo akan mendapatkan tips untuk menggunakan nafas perut saat membaca puisi. Penggunaan nafas perut ditandai dengan alih-alih pundak yang terangkat naik, tetapi perut lah yang akan mengembang saat menarik nafas. Performance atau Penampilan Teknik membaca puisi yang terakhir ini membahas terkait penampilan lo yang bisa dilihat oleh mata audience yaitu ekspresi dan bahasa tubuh. Pertama, ekspresi atau mimik wajah, seperti yang lo semua tau merupakan raut wajah yang menunjukan suatu emosi. Tentunya raut wajah kita ketika senang akan berbeda dengan raut wajah ketika marah atau sedih. Selanjutnya, bahasa tubuh artinya gerakan tubuh yang Sobat Zenius buat selama membacakan puisi. Contoh yang paling umum adalah gerakan mengepalkan tangan ke atas dengan tegas ketika ingin menunjukan semangat yang membara dalam sebuah puisi. Penggunaan ekspresi wajah dan bahasa ini penting untuk membantu menggambarkan atau menafsirkan isi puisi ini Sobat. Foto W. S. Rendra Membacakan Puisinya Menerapkan Teknik Membaca Puisi Foto Selain menggunakan ekspresi dan bahasa tubuh. Pembaca puisi juga harus tenang ketika tampil di atas panggung. Tenang bukan berarti tidak bergerak ya Sobat, melainkan tidak menunjukan gerak tubuh yang grogi atau tidak menguasai panggung. Merasa relax saat membaca puisi sangat penting supaya penjiwaan terhadap puisi dapat mengalir. Pembaca puisi juga harus berani untuk membuat kontak mata dengan audience supaya mereka juga bisa turut merasakan emosi yang Sobat rasakan. Contoh Puisi Nah, karena Sobat sudah mendapatkan teknik membaca puisi dari artikel ini, lo bisa melatihnya deh. Di bawah ini gue sudah menyediakan beberapa contoh puisi yang bisa lo gunakan untuk berlatih. Sajak Matahari – W. S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku. Menyentuh permukaan samodra raya. Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala. Wajahmu keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin! kakimu terbenam di dalam lumpur. Kamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari. Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia. Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang Krishna. Ia menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia! Guru – Kahlil Gibran Barang siapa mau menjadi guru Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri Sebelum mengajar orang lain Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan Sebelum mengajar dengan kata-kata Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain Bintang – Chairil Anwar Aku mencintai kelasmu Kamu membantuku tuk melihat Bahwa untuk hidup bahagia Belajar adalah kuncinya Kamu perhatian dan pandai Kamu memahami muridmu Kamu guru terbaik yang pernah ada Aku tahu itu dari awal kita bertemu Aku memperhatikan kata-katamu Kata-kata dari seorang guru sejati Kamu lebih dari teladan terbaik Sebagai guru, kamu adalah bintang Penutup Gimana Sobat? Sudah lebih tau tentang teknik membaca puisi kan? Kalau dirangkum secara luas, terdapat tiga hal yang perlu lo perhatikan yaitu penafsiran isi puisi, penggunaan vokal, dan penggunaan ekspresi dan bahasa tubuh yang baik dalam pembacaan puisi. Kalian bisa mengaplikasikan teknik-teknik tersebut supaya bisa membaca puisi dengan baik ya. Terakhir, kata orang sih kunci dari keberhasilan adalah berlatih Sobat, jadi semangat untuk berlatih membaca puisi dengan baik ya! Sekian dari gue, see you in the next article! Membaca puisi atau membaca nyaring sebuah puisi tergolong dalam bentuk membaca indah. Tujuan membaca puisi tidak hanya untuk kepuasan si pembaca saja, tetapi juga untuk memberikan kepuasan pada pendengarnya. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membaca teknik atau cara dalam membacakan sebuah puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang tepat beserta contohnya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat membaca dan belajar semoga bisa paham. Teknik Dasar dalam Pembacaan Puisi Kegiatan membaca puisi poetry reading mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra dari kelananya di Amerika Serikat. Agar Anda dapat membaca puisi dengan baik perlu memperhatikan hal-hal berikut 1. Interprestasi Penafsiran Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami isinya. 2. Teknik Vokal Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat. 3. Performance Penampilan Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik. Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi maksud puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi. Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca dilisankan tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya. Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya. Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai. Di samping citraan/imajinasi visual yang menimbulkan pembaca seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu, terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory pendengaran, imajinasi articulatory seolah mendengar kata-kata tertentu, imajinasi alfaktory seolah membau/mencium sesuatu, imajinasi organik seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk, lapar, dan sebagainya. Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi, untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat lakukan langkah parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya. Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah puisi perlu memperhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi. Aspek dalam Pembacaan Puisi Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, untuk memahaminya diperlukan analisis sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya serta jalinannya secara nyata. Analisis pada segi bentuk dan isi belumlah cukup untuk memberikan gambaran nyata dan memuaskan, namun setidaknya terbuka sedikit tabir dari makna dan nilai yang terkandung dalam isi puisi. Agar dapat membaca puisi secara tepat, maka Anda perlu untuk memahami puisi yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap isi puisi. Terdapat beberapa tahap untuk memahami puisi dengan melakukan analisis puisi, antara lain sebagai berikut. 1. Aspek Bunyi Sebuah puisi akan bermakna jika dibaca oleh karena itu memahami aspek rima, irama, jeda, nada, dan intonasi pembacaan merupakan langkah awal untuk memahami isi puisi. Perhatikan perulangan-perulangan yang digunakan, permainan vokal-konsonan dalam puisi, penekanan pada kata tertentu, sajak-sajak serta unsurunsur bunyi yang lainnya. 2. Aspek Kata Salah satu definisi puisi menyebutkan bahwa puisi merupakan pola permainan kata yang terkandung makna di dalamnya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa aspek utama dalam sebuah puisi adalah rangkaian kata. Lakukan pemahaman terhadap makna kata per kata yang dilanjutkan dengan pemahaman rangkaian kata yang membentuk bait. Apakah sebuah kata akan memiliki perbedaan makna setelah terangkai dalam sebuah bait puisi? Ataukah masih memiliki makna yang sama? Adakah pengaruh dari rangkaian kata sebelumnya pada makna kata atau rangkaian kata selanjutnya? Pertanyaanpertanyaan seperti itulah yang pada akhirnya mampu memberikan pemahaman pada isi puisi 3. Aspek Intrinsik Puisi Pemahaman terhadap aspek intrinsik puisi sangat membantu pemahaman terhadap isi puisi. Dalam aspek intrinsik puisi memuat objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek yang dikemukakan dalam hal ini memuat hal-hal yang diangkat pengarang dalam puisinya, misalnya perahu, bulan, air laut, kehidupan dan banyak lagi objek lain yang digunakan. Latar, sama halnya dengan prosa, memuat latar tempat dan waktu. Pelaku, dalam hal ini juga memuat pelaku yang dimunculkan dalam puisi, misalnya si aku atau tokoh yang lain. Pada puisi Teratai karya Sanusi Pane diperuntukkan pada tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. 4. Aspek Pemaknaan Secara Implisit Pada tahap ini pemaknaan dilakukan secara menyeluruh sehingga terangkai sebuah cerita, kisah, peristiwa, atau yang lainnya. Perhatikan puisi berikut. Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar, angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak kan sampai padanya Di air yang terang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “tujukan perahu ke pangkuanmu saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau kalau ku mati, di mati iseng sendiri. Bait pertama, menggambarkan sang kekasih nun jauh di sana. Bait kedua, menggambarkan tentang kebahagian namun terdapat kegelisahan di akhir bait. Bait ketiga, awal bait menggambarkan segalanya berjalan dengan baik dan lancar, namun di akhir bait kegelisahan pada akhir bait kedua terjadi yaitu panggilan yang kuasa. Bait keempat dan bait kelima menggambarkan kegagalan si aku untuk mencapai cita-citanya bertemu sang gadis meskipun segala daya dan upaya telah dilakukan Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh!. 4. Aspek Perenungan Pada tahap ini pembaca dituntut untuk melakukan penyimpulan dan perenungan terhadap isi puisi secara menyeluruh. Makna yang terkandung pada puisi di atas bisa dinyatakan sebagai kegagalan menemui sang kekasih setelah sekian lama melakukan perjalanan panjang ternyata harus terhalangi oleh kematian. Unsur-Unsur Penting dalam Pembacaan Puisi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agar dapat membacakan sebuah puisi maka Anda harus bisa memaknai puisi tersebut. Pemaknaan puisi berarti kegiatan memahami isi puisi, dengan cara mencoba menemukan makna yang terkandung dalam puisi, berupa tema, ide, amanat, atau pengalaman penyair. Dalam pemaknaan puisi, Anda diminta juga untuk memaknai unsur diksi, bunyi, irama, citraan, dan gaya bahasa. Unsur diksi, yaitu ketepatan pemilihan kata dari penyair yang mewakili perasaan dan jiwanya untuk menunjukkan keekspresifan dan keindahan sebuah puisi. Unsur Sajak dan Irama, yaitu pola keindahan dalam setiap larik puisi yang dibacakan. Contoh Teja Lihat langit sebelah barat Lautan warna dibuat teja → Hiperbola Berkilau-kilau dari darat → Repitisi ke cakrawala bayangan mega Makin lama muram cahaya awan kelabu perlahan melayang melayang-layang entah ke mana Laksana mimpi ia menghilang Pilihan kata “teja” sebagai judul dipilih penyair untuk mewakili pergantian waktu. Teja adalah awan kekuning-kuningan yang terpancar di langit waktu sore petang. Penyair mengungkapkan warna langit dengan sebutan lautan warna untuk mengungkapkan teja cakrawala. Unsur sajak dan irama sengaja dipilih penyair untuk mengungkapkan keindahan. Perhatikan kata-kata diakhir baris puisi /barat/, /teja/, /darat/, dan / mega/, /cahaya/, /melayang/, /ke mana/, dan menghilang/. Indah bukan? Citraan, adalah sarana pengungkapan puisi yang mendayagunakan panca indra manusia, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan peraba. Gaya bahasa majas, adalah sarana pengungkapan kata-kata untuk menimbulkan keindahan dan menghidupkan puisi. Macam-macam majas antara lain metafora perbandingan langsung, personifikasi penginsanan, ironi sindiran, litotes merendahkan diri, hiperbola melebih-lebihkan, repetisi pengulangan, dan sebagainya. Contoh Kaulah kandil gemerlap → Citraan penglihatan Pelita jendela di malam gemerlap melambai pulang berlahan → Majas personifikasi sabar setia selalu Persiapan Sebelum Melakukan Pembacaan Puisi Agar Anda dapat lancar membaca puisi di atas pentas dan di depan para audiens, maka ada beberapa persiapan atau latihan yang harus Anda lakukan di rumah. Langkah-langkah persiapan dalam pembacaan puisi antara lain sebagai berikut. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun jika puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri. Hal ini akan membantu Anda merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya akan menyatu dengan sanubari Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut. Mulanya, mungkin Anda bisa membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh oleh suasana sekeliling. Tanamkanlah dalam diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang. Sebelumnya, Anda dapat memberi tanda intonasi, tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan sepenuh hati. Sebagai langkah awal, lakukanlah latihan di depan cermin. Dalam hal ini, Anda sekaligus dapat menilai gesture serta mimik Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman atau keluarga Anda. Silakan Anda meminta pendapat dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain. Sebagai bahan latihan, bacalah dalam hati isi puisi berikut dengan saksama. Hayatilah maknanya. Pada Suatu Hari Nanti Pada suatu hari nanti Jasadku tak akan ada lagi Tapi dalam bait-bait sajak ini Kau takkan kurelakan sendiri Pada suatu hari nanti Suaraku tak terdengar lagi Tapi di antara larik-larik sajak ini Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti Impianku pun tak dikenal lagi Namun di sela-sela huruf sajak ini Kau takkan letih-letihnya kucari Dalam puisi tersebut, digambarkan jiwa penyair tidak akan pernah mati di mata dan di hati apresiatornya. Jiwa penyair akan selalu abadi meski sang penyair telah meninggalkan alam fana ini. Mengapa demikian? Segala harapan dan impiannya tentang hidup dan kehidupan, termasuk kesepian dan kesunyian, telah dikristalkan lewat larik-larik puisi yang ditulisnya dengan rasa kecintaan mendalam. Kecintaan itu adalah kecintaan terhadap hidup, baik pada yang kelak akan musnah maupun yang abadi. Hal tersebut menggerakkan sang penyair untuk terus menghasilkan puisi-puisinya. Cara Membaca Puisi yang Baik dan Benar Membaca puisi disebut juga berdeklamasi. Membaca puisi merupakan suatu proses yang melibatkan pihak pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Membaca puisi termasuk keterampilan membaca estetika. Hakikat membaca estetika adalah membaca dengan memerhatikan unsur-unsur keindahan dan penghayatan. Nah, agar dapat tampil baik ketika membaca puisi, Anda perlu berlatih dan memerhatikan beberapa hal. 1. Memperhatikan Elemen Penting Puisi Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat membaca puisi, yaitu sebagai berikut. Lafal, yaitu cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa harus jelas, misalnya /k, p, t, s, a, i, u, e, o, ng, ny, v, f/ dan sebagainya. Intonasi, yaitu naik, turun, tinggi, rendah lagu kalimat dalam pembacaan puisi. Kamu harus perhatikan bagaimana intonasi/irama pembacaan kata-kata dan baris-baris puisi. Pahamilah mana kata yang diucapkan dengan nada tinggi, rendah, naik, atau turun. Hal ini agar puisi yang kamu bacakan dapat indah terdengar oleh pendengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran tiap kata dalam puisi. Nada adalah tinggi rendahnya irama suara. Jeda adalah waktu hentian sebentar dalam ujaran ketika membaca puisi atau pada saat enjabement. Gerak dan mimik wajah sesuai isi puisi, disertai dengan gesture gerakan tubuh yang tepat. Penghayatan yang mendalam terhadap isi puisi. 2. Memberi Tanda-Tanda Teks Puisi Agar puisimu lebih mudah kamu baca, berilah tanda-tanda pembacaannya. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut. Sekarang, perhatikanlah contoh penggunaan ramburambu tersebut. Perhatikan pula cara membacakannya. Berdasarkan penandaan tersebut, Anda akan mudah untuk membacakan sekaligus menghayati isi puisinya. Puisi tersebut berisi kesedihan penyair melihat kehidupan rakyat jelata dan sengsara. Kesedihan dan kepiluan itu semakin menyayat dengan terdengarnya suara angklung. Agar saat Anda membaca puisi dengan penghayatan yang baik, bacalah puisi hasil karyamu sendiri. Dengan puisi karya sendiri, Anda akan mengetahui dengan baik kapan jeda, in tonasi, dan tekanan diterapkan. Untuk menunjukkan hal itu, perbanyaklah menulis puisi agar Anda dapat membaca nya dengan lebih baik. Selain itu, sering-seringlah menyimak pembacaan puisi, membaca buku antologi puisi, serta menyaksikan dan mengikuti lomba baca dan tulis puisi. Dengan demikian, Anda akan semakin mahir dalam memahami puisi. 3. Sikap Membaca Puisi Sikap pada waktu membaca puisi sangat menentukan keberhasilan seorang pembaca puisi. Sikap yang harus kamu perhatikan saat membaca puisi adalah sebagai berikut. a. Sikap wajar dan tenang Bersikaplah wajar dan tenang namun penuh dengan percaya diri. Janganlah kamu berlebihan over acting ketika membaca puisi. b. Gerakan mimik dan anggota badan lain yang mendukung Gunakan gerakan mimik, tangan, atau anggota badan lain yang mendukung. Tujuannya agar puisi yang sedang kamu bacakan tidak kaku dan dapat mewakili ekpresi jiwa pengarang. c. Volume suara yang tepat Aturlah suaramu secara baik. Pahami tanda-tanda yang kamu tulis dalam puisimu. d. Kelancaran dan kecepatan Membaca puisi berbeda dengan membaca teks berita. Membaca puisi perlu keterampilan dan pembelajaran khusus. Bacalah puisimu secara tepat dan lancar berdasarkan teknik yang kamu kuasai. Janganlah terlalu cepat, baca secara pelan namun pasti sesuai kaidah membaca puisi yang telah kamu pelajari.

teknik membaca puisi di atas pentas